Memang ini bukan hasil saya sendiri, tetapi bisa lah buat
rekan semua untuk menambah ilmu. Ini saya dapatkan dari hasil googling dan juga
study perpustakaan. Jadi silahkan bagi rekan-rekan yang memang berminat pada potingan
saya,saya sangat senang.
Antitusif
Antitusif bekerja menghentikan batuk secara langsung
dengan menekan refleks batuk pada sistem saraf pusat di otak. Dengan demikian
tidak sesuai digunakan pada kasus batuk yang disertai dengan dahak kental,
sebab justru akan menyebabkan dahak sulit dikeluarkan.
Ekspektoran
Golongan ini tidak menekan refleks batuk, melainkan
bekerja dengan mengencerkan dahak sehingga lebih mudah mudah dikeluarkan.
Dengan demikian tidak rasional jika digunakan pada kasus batuk kering, sebab
hanya akan membebani tubuh dengan efek samping. Obat golongan ini harus
digunakan secara hati-hati pada penderita tukak lambung.
Antihistamin
Golongan kedua ini merupakan kelompok CTM
(chlor-trimeton) dan kawan-kawan. Di kemasan obat, ia lebih sering tampil bergaya dengan nama panjangnya, klorfeniramin maleat. Ketiganya
setali tiga uang.
Histamin sendiri merupakan substansi yang diproduksi oleh
tubuh sebagai mekanisme alami untuk mempertahankan diri atas adanya benda
asing. Adanya histamin ini menyebabkan hidung kita berair dan terasa gatal,
yang biasanya dikuti oleh bersin-bersin.
Selain berfungsi melawan alergi, antihistamin juga punya
aktivitas menekan refleks batuk, terutama difenhidramin dan doksilamin.
Sayangnya, obat golongan ini bisa menyebabkan Anda mengantuk pada saat rapat.
Dekongestan
Di antara beberapa jenis dekongestan, PPA (phenyl
propanolamine) merupakan obat yang paling banyak diributkan setelah Ditjen
POM (Sekarang Badan POM) menarik obat-obat flu yang mengandung PPA lebih dari
15 mg. Di Amerika Serikat, obat ini selain dipakai di dalam obat flu dan batuk,
juga digunakan sebagai obat penekan nafsu makan yang dijual bebas.
Dalam dosis tinggi, PPA bisa meningkatkan tekanan darah.
Jika digunakan terus-menerus, dapat memicu serangan stroke. Untuk mencegah efek
buruk inilah, Dirjen POM membuat kebijakan membatasi PPA di dalam obat flu dan
obat batuk, maksimal 15 mg per takaran.
Tabel-1 berikut bisa Anda jadikan sebagai panduan ringkas
dalam memilih obat batuk.
Jika
batuk Anda
|
Pilihlah
yang mengandung
|
Contoh
obat
|
Kering (tanpa disertai dahak)
|
Antitusif
|
Dekstrometorfan, atau noskapin
|
Disertai dahak
|
Ekspektoran
|
Bromheksin, gliseril guajakolat (GG, atau
guaifenesin), ambroksol, karbosistein, atau ammonium klorida
|
Akibat alergi dan disertai dengan hidung meler
|
Antihistamin
|
Difenhidramin, klorfeniramin (CTM), doksilamin,
feniramin, atau tripolidin
|
Disertai dengan napas yang tidak lega
|
Dekongestan
|
Fenil propanol amin, efedrin, pseudoefedrin,
etilefedrin, atau fenilefrin
|
Nah yang dicari adalah merk dagang obat yang fungsinya
sebagai antitusif dan ekspektoran, istilahnya ya kayak “obat sapu jagat” gitu
jadi satu obat bisa menyembuhkan berbagai macam penyakity. Alhamdulillah
dapet nih satu sumber dari sini..
Tabel komposisi beberapa obat batuk
Merek
obat
|
Komposisi
(golongan)
|
Actifed DM
|
Tripolidin (antihistamin)
Pseudoefedrin (dekongestan)
Dekstrometorfan (antitusif)
|
Benadryl DMP
|
Difenhidramin (antihistamin, antitusif)
Dektrometorfan (antitusif)
Fenilefrin (dekongestan)
Ammonium klorida (ekspektoran)
Natrium sitrat (ekspektoran)
|
Bisolvon
|
Bromheksin (ekspektoran)
|
Komix
|
Dekstrometorfan (antitusif)
CTM (antihistamin)
PPA (dekongestan)
Ammonium klorida (ekpektoran)
|
Kalibex
|
Dekstrometorfan (antitusif)
Difenhidramin (antihistamin,
antitusif)
PPA (dekongestan)
|
Vicks
formula 44
|
Dekstrometorfan (antitusif)
Doksilamin (antihistamin,
antitusif)
|
Woods
Antitussive
|
Dekstrometorfan (antitusif)
Difenhidramin (antihistamin,
antitusif)
|
Woods
Expectorant
|
Bromhexin (ekspektoran)
Guaifenesin (ekspektoran)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar